Tentang Kesedihanmu

 



When you try your best, but you don't succeed

When you get what you want, but not what you need

When you feel so tired, but you can't sleep

Stuck in reverse

And the tears come streaming down your face

When you lose something you can't replace

When you love someone, but it goes to waste

Could it be worse? 


Fix You adalah lagu yang mungkin memiliki kisah panjang. Aku mendengarnya dari kakak, sekitar umur 9 atau 10 tahun. Dia penggemar berat Coldplay, tentu selain beberapa band rock yang juga menjadi dasar untukku mengenal lebih banyak soal musik yang agak sedikit keras. 


Pernahkah kamu berpikir untuk memasang headset, menyendiri di pojok kamar kemudian memutar lagu Fix You berulang-ulang sampai dadamu sesak dan pipi merah karena tangismu terlampau kencang dan emosimu terlalu meluap-luap?


Tidak ada yang salah dengan bersedih, begitu pula dengan memiliki kecemasan. Hidup manusia konon hanya berisi kesedihan dan kemalangan. Hell is the other people, kata Sartre. Begitu yang kubaca ketika SMA. Bahwa orang lain adalah neraka. Kita menghakimi dan menilai diri kita sendiri dengan variabel-variabel yang ditentukan oleh orang lain, dengan pandangan-pandangan orang lain terhadap kita. 


Sebuah hal absolut, dalam masyarakat kita yang penuh sesak dengan tuntutan sosial, bahwa kita mesti mendengarkan pendapat orang lain. Termasuk pendapatku, tentu kamu akan keberatan, biasanya begitu. Kamu selalu menganggap apa yang kubicarakan adalah omong kosong karena kau berpikir tiada tempat lagi dalam otakmu yang dipenuhi kesedihan untuk mendengarkan wejanganku. 


Aku tahu kamu pernah membaca Kuda Kayu Bersayap karya Yanusa Nugroho, juga Sebiji Pisang dalam Perut Jenazah hasil tulisan M Shoim Anwar. Disana, salah satu dari mereka — aku lupa yang mana— menjelaskan bahwa hidup memang penuh ketidakpastian dan diisi oleh hal-hal menyedihkan. Sudah sepatutnya, tampaknya, untuk kita pesimis dengan hidup. Alur hidup yang membosankan dan diisi oleh satu-dua kebahagiaan semu. 


Aku sudah sepatutnya untuk mengerti kesedihanmu, tapi kadang-kadang terlampau sulit untuk memahami kompleksitas pikiran setiap manusia. Setiap kali aku mengatakan bahwa kamu adalah wanita paling kompleks yang pernah aku temui, kamu selalu bersungut-sungut dan mengatakan bahwa kamu berusaha untuk sederhana, kemudian panjang lebar kamu menjelaskan apa itu minimalism dan konsep soal hal-hal elegan. Kamu selalu bersedih oleh hal-hal yang bahkan tak bisa aku bayangkan.


Kamu selalu bersedih ketika melihat penjual cilok keliling yang menjajakan dagangannya di depan kosanmu, atau di jalan menuju tempat kerjamu. Kau menceritakan bagaimana bulir-bulir air mata—yang kurasa sangat deras—mengalir di pipimu karena ulah si tukang cilok. Aku tak pernah sedih ketika melihat tukang cilok, biasanya aku lapar.


Kesedihanmu selalu bermuara pada tempat yang sama, yakni dirimu sendiri. Tentang bagaimana kamu insecure, merasa hampa, merasa cemas, dan hal-hal rumit lainnya. Adapun penyebabnya selalu berasal dari luar diri kamu, dari sosial media yang algoritmanya selalu menjebakmu dalam kesedihan sepanjang hari, fyp TikTokmu yang selalu terlihat menyedihkan, pembicaraan diantara dirimu dan kawan-kawanmu, atau hal yang kamu temui secara acak di internet. 


Percayalah bahwa kesedihan itu hal mutlak, sedangkan kebahagiaan itu tergantung hoki. Seseorang bisa saja bersedih sepanjang hidupnya, namun aku belum pernah mendengar seseorang yang bahagia dari lahir sampai mati. Kamu tidak salah untuk merasa sedih, justru jika kamu tidak bersedih, itu adalah hal yang aneh. Setidaknya sekali seumur hidup.


Kamu adalah penggemar berat Young Lex, dan rapper-rapper lain yang aku tidak pernah bisa mengucapkan nama julukan mereka. Kamu selalu berusaha terlihat seperti mereka, cool, keren, dan nampak sangar. Aku ingat beberapa hari lalu kamu menunjukkan foto Young Lex yang memperlihatkan pantatnya di Instagram. Bukan pantat terbaik yang pernah aku lihat tapi itu cukup membuktikan bahwa Young Lex cukup percaya diri dan bisa bertindak semaunya. Tirulah Young Lex.


Bukan memamerkan pantat, tapi keberaniannya untuk melakukan apa yang ia mau tanpa perlu didikte oleh orang lain. Kita memang memiliki kewajiban sosial yang sangat tinggi standarnya, tapi itu bukanlah hal baik jika berujung pada kesedihan. Segala sesuatu yang menimbulkan mudharat lebih banyak dibandingkan manfaat, konon kabarnya mending ditinggalkan. Kamu bisa pergi dari meja obrolan ketika obrolannya menyakitimu, atau kau bisa mengganti topik pembicaraan ketika apa yang dibicarakan menyinggung perasaanmu.


Biarlah kesedihan itu menerpamu, karena seperti tato yang ada di lenganku, bahwa kesedihan selalu datang beriringan dengan kebahagiaan, dan vice versa. Kesedihan dan kecemasan selalu berakhir, kemudian kebahagiaan dan rasa senang akan datang secara tiba-tiba. Kau perlu tahu bahwa lagi-lagi, tato yang kubuat memang bertujuan untuk menceramahi orang, kamu misalnya. Simbol lingkaran disitu bermakna agar kita terus mengayuh, sehingga rodanya berputar. Biarkanlah roda kesedihan itu berputar, hingga kita bisa menemukan kebahagiaan. Meskipun seperti pepatah, kita wajib untuk berusaha, tapi tidak pernah ada janji keberhasilan. 


Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Tapi bukan berarti kita mesti membandingkan diri dengan orang lain. Meskipun aku menyadari aku melakukan hal serupa. Kamu selalu berpikir bahwa hidup orang lain terlihat lebih menyenangkan, dan hidupmu penuh dengan penderitaan yang datang silih berganti. 


Jika kamu pernah membaca The Alchemist karya Paulo Coelho, kamu bisa mengaitkannya dengan hidupmu. Jika belum pernah membaca, aku akan menceritakannya secara singkat. Seorang anak bernama Santiago pergi dari rumahnya di Spanyol untuk mencari harta karun, ia pergi dan melalui banyak hal hingga ia akhirnya sampai di Mesir. Sialannya, setelah ribuan kesedihan dan ketegangan yang Ia lalui sepanjang perjalanan, ternyata harta karun yang dimaksud berada tepat di tempat ia memulai perjalanannya di Spanyol. 


Disini mungkin Paulo Coelho ingin mengatakan bahwa kebahagiaan yang selama ini kamu cari-cari, yang kamu lihat di diri orang lain sebenarnya terkubur tepat di dalam jiwamu. Kamu hanya belum bisa menggalinya, sampai ada momen yang tepat dimana kamu akhirnya mengetahui hal itu. Bisa juga ditafsirkan bahwa kebahagiaan itu akan datang setelah kamu menghabiskan seluruh stok kesedihanmu. Jadi, selama kamu masih bisa bersedih, bersedihlah.


Menangislah sampai kamu puas, hingga dirimu kehilangan stok kesedihan dan tersisa hanya kebahagiaan. Seperti Spongebob yang kehabisan kotak tertawa karena ia terlalu banyak tertawa. Jika kamu ingin menangis, menangislah. 


Satu-satunya hal yang menggangguku adalah kebiasaanmu mogok makan. Aku pernah kehabisan uang dan hanya tersisa 10 ribu untuk membeli beberapa butir telur. Aku membuat telur dadar agar bisa dimakan tiga kali. Hal itu membuatku agak kesal dengan dirimu yang berhenti makan padahal kamu bisa saja beranjak dari tempat tidur dan memberikan jeda menangis untuk makan beberapa tusuk sate. Atau favoritmu, ayam goreng yang digoreng kering. 


Bersedih membutuhkan tenaga ekstra, dan kamu harus membekali tubuhmu dengan makan makanan yang baik. Menangislah, tapi jangan lupa makan. Aku menulis ini agar suatu saat nanti kamu ingat bahwa kamu pernah menyebalkan dan menyedihkan dalam waktu yang bersamaan di tanggal 20 Mei.


Ciamis, 20 Mei 2022.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis dan Pembahasan Puisi Sajak Matahari karya W.S Rendra

Macam-Macam, Jenis dan Contoh Cara Penggambaran Tokoh dalam Cerita

Jagat Alit - Godi Suwarna