Ngebul #1 : Rum Raisin



Saya kadang merasa bahwa saya memiliki jiwa sebagai seorang kolektor—atau paling tidak, seorang yang senang dengan arsip. Hal ini saya rasakan setelah melihat bahwa saya menulis blog ini sejak 2017–dan bahkan dengan blog yang lain sejak 2013 atau 10 tahun yang lalu. Saya merasa senang ketika membacanya kembali, meskipun pada akhirnya ada hal-hal yang nyeleneh dan absurd ketika dibaca di masa sekarang.


Saya senang untuk menulis semua hal yang terkait dengan keseharian, kehidupan, hobi dan hal-hal yang mengelilingi saya. Termasuk kali ini saya ingin mengawali seri baru yakni #Ngebul yang merupakan hal dekat bagi saya sendiri. Saya ingin menuliskan hal-hal menarik seputar tembakau, rokok, atau vape. 


Penulisan seri ini adalah bagian dari pengarsipan saya sekaligus jurnal—atau bahkan diary.


—————-




Untuk mengawali seri ini, saya ingin menulis tentang liquid yang sedang saya pakai saat ini, Sixty Layers Chocolate Ice Cream Rum Raisin. Sebuah liquid dengan ukuran 60ml dan versi 3mg nikotin yang saya beli. Produk dari After Eight Corp ini saya beli setelah saya melihat deskripsi rasa yang cukup unik : es krim coklat dengan topping rum raisin. Saya membelinya dan produk ini sampai tanggal 27 Agustus kemarin.


Dengan komposisi PG:VG 40:60 saya rasa menjadi hal bagus karena saya cenderung menyukai komposisi ini, selain 50:50. Liquid ini datang dengan sebuah box berwarna biru dengan gambar es krim coklat di boxnya maupun di botol liquid itu sendiri. 


Sebetulnya saya berasumsi bahwa liquid ini akan didominasi oleh rasa es krim coklat, tapi entah kenapa justru rum raisinnya yang lebih meledak di mulut. Bahkan saya bisa bilang tampaknya aroma dari liquid ini merupakan satu dari yang terbaik di pembelian liquid saya dalam beberapa bulan terakhir. Wangi yang segar ini lebih terasa saat exhale.




Saya menggunakan liquid ini di RDA single coil dari Thunderhead Creations, yakni Tauren Solo RDA. Saya termasuk orang yang senang dengan round wire dibandingkan premade coil—kebiasaan ini tampaknya bermula karena saya lebih menyukai MTL style vaping—sehingga untuk penggunaan sehari-hari, saya pun menggunakan round wire, termasuk ketika menggunakan liquid ini. 


Saya menggunakan settingan kawat ukuran 24awg dari merk Phoenix Wire Godspeed dengan 5 lilitan yang menghasilkan resistensi 0.35-0.37 ohm. Dengan ukuran itu, saya menjalankannya di antara 39-43 watt (3.5-3.8 volt) dengan menggunakan mod iStick Pico Plus.


Secara rasa, liquid ini memiliki karakteristik rasa yang sedikit membuat saya bernostalgia, membuat pikiran saya melambung jauh ke masa lalu di tahun-tahun 2019-2020 ketika saya mencoba produk dari Public Distribution yaitu Cream Raisin—atau sekarang lebih dikenal sebagai Cream Raisin V1 karena Public Distribution menelurkan produk lainnya dengan rasa berbeda dibawah nama Cream Raisin— yang memiliki karakteristik rasa yang mirip. Rasa yang dibawakan memang serupa, yakni raisin atau kismis. 



Alih-alih rasa es krim coklatnya yang menonjol, liquid ini justru menghadirkan sensasi rasa rum raisin yang meledak di rongga mulut. Rasa asam manis yang segar dengan aroma rum yang khas menjadi dominan—setidaknya dengan settingan yang saya gunakan. Rasa ini entah kenapa lagi dan lagi melemparkan saya ke dalam mesin waktu dimana masa-masa awal saya dengan vaping mencoba Cream Raisin


Rasa coklatnya menjadi hint saja ketika inhale, sedangkan rum raisin mendominasi dan bahkan menjadi lebih tebal saat exhale. Liquid ini juga tidak hangat—dalam artian ketika saya melakukan chain vaping sampai RDA panas pun, rasa yang dihasilkan tetap dingin—mungkin ini bagian sensasi ‘es krim’ itu. 


Bagi saya, liquid ini lebih cocok jika dikatakan sebagai liquid rasa rum raisin dengan topping es krim coklat karena ketipisan rasa dari coklat itu sendiri. Namun bagaimanapun, saya sangat menikmati liquid ini. Sembari bekerja, dipadukan dengan segelas kopi pahit panas menjadi kenikmatan tersendiri. 


Tampaknya, suatu saat nanti saya akan membeli kembali liquid ini, jika tidak discontinued. Karena entah kenapa, lidah saya lumayan cocok dengan rasa coklat, rum, dan raisin, baik itu terpisah maupun digabungkan menjadi satu seperti yang dibawakan liquid ini. Bagian lain yang menjadi sorotan adalah rasanya yang tidak menonjolkan manis berlebihan atau over sweet , alih-alih memberikan konsumen rasa manis berlebihan, tampaknya After Eight ingin konsumen mendapatkan pengalaman tak terlupakan dengan liquid ini.


Untuk saya, liquid ini cocok. Manisnya tidak berlebihan, rasanya enak, dan yang pasti selera saya masuk. Saya ingin mencobanya di atomizer dual coil tapi berhubung sedikit sibuk dan RDA Hellbeast saya nganggur tanpa adanya mod dual battery, tampaknya saya akan mencobanya lain waktu. 


Menggunakan liquid ini sebagai daily liquid menjadikan hari-hari saya lebih indah dan nostalgic dalam waktu bersamaan. Tampaknya hanya dalam beberapa hari saja, liquid ini akan tandas tak tersisa. Overall, sebuah pembelian yang tidak mengecewakan. 








Ciamis,

29 Agustus 2023.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis dan Pembahasan Puisi Sajak Matahari karya W.S Rendra

Macam-Macam, Jenis dan Contoh Cara Penggambaran Tokoh dalam Cerita

Jagat Alit - Godi Suwarna