Peran Media Online dalam Dunia Sastra

Ilustrasi


Pembaca yang budiman,

Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan sebuah artikel yaitu ‘Peran Media Online dalam Dunia Sastra’. Artikel ini saya buat di senja yang berawan, dengan secangkir kopi hitam dan alunan musik dangdut, jadi mohon dimaklum apabila ada kesalahan disana-sini yang mungkin menyulitkan pembaca memahami isi bacaan.

Sebelum memasuki inti bahasan kali ini, mari kita lihat di sekeliling kita saat ini. Minat baca masyarakat Indonesia tampaknya semakin menurun dari hari ke hari, perpustakaan sepi pengunjung, atau bahkan para penulis kehilangan profesinya. Nah, dari keadaan ini tentunya sangat memprihatinkan, bandingkan dengan beberapa dekade lalu waktu buku bacaan masih menjadi favorit anak-anak bahkan orang dewasa.

Kenapa Minat Baca Semakin Menurun?

Minat baca di kalangan pelajar khususnya yang semakin menurun bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari kemajuan teknologi yang semakin pesat sehingga anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain game, menonton video di situs-situs seperti Youtube, atau menonton siaran televisi hingga larut malam.

Sebenarnya, jika diperhatikan lagi video game atau acara televisi tidak serta merta membuat anak-anak menjadi malas membaca buku atau belajar, tetapi karena konten-kontennya yang semakin menurun kualitasnya, jadi sisi edukasi dikesampingkan. Bahkan, siaran edukasi untuk anak-anak di televisi sudah hampir hilang, sebagai gantinya, muncul sinetron-sinetron yang ditujukan hanya untuk mencari uang dan menaikkan popularitas saja.

Lalu, bagaimanakah keadaan sastra saat ini?

Sastra memang masih tetap berdiri dengan kokohnya, namun yang perlu diperhatikan adalah kualitasnya. Walau memang sastra itu tak ada batasan-batasan tertentu, tetapi tulisan-tulisan di media sekarang ini cenderung jauh dari edukasi. Jangankan edukasi, pesan moral  pun hampir tidak ada.

Jika anda pembaca menelusuri konten sastra di mesin pencari, sangat sulit untuk menemukan konten yang bisa memberikan makna lebih bagi pikiran kita. Misalnya saja, saya mencari cerita pendek di google, untuk cerita pendek yang benar-benar mempunyai pesan moral kuat hampir tidak bisa anda temukan di halaman pertama pencarian. Sebagai gantinya, anda bisa mendapatkan cerita-cerita romantis yang menceritakan kehidupan siswa-siswi sekolah menengah dalam masa pubernya.

Ada beberapa rekomendasi situs sastra dari saya yang bisa anda kunjungi yakni LakonHidupCerpen Kompas atau DuniaSukab. Untuk anda pecinta sastra, dijamin akan betah berlama-lama membaca cerita-cerita yang disajikan disana. Setiap hari saya menyempatkan diri untuk mengunjungi website-website yang masih bisa bertahan alias survive dari berbagai macam media abal-abal lainnya.

Nah, Peran Media Online Untuk Sastra itu Sebesar Apa?

Di era digital ini, mustahil bagi orang-orang untuk tidak menengok internet setiap harinya. Bahkan, tanpa internet selama satu jam bagi beberapa orang termasuk saya merupakan siksaan karena segala macam bisa kita dapatkan secara online di dunia maya.

Menyebabkan ketergantungan memang, tapi tentunya tak selamanya ketergantungan terhadap internet itu menyesatkan, karena dalam beberapa hal seperti yang akan saya bahas berikut ini merupakan ketergantungan yang bisa membuat anda lebih paham dan lebih mengetahui berbagai pengetahuan.

Nah, kita sudah tahu jika internet merupakan area yang luas, begitu luasnya hingga ribuan website baru lahir setiap harinya dan berjuta orang mengakses macam-macam website setiap harinya. Apakah ini bisa menjadi media baru untuk mengekspresikan pikiran dalam bentuk tulisan? Ya, tentu saja media digital merupakan media baru yang telah menerkam surat kabar, majalah, bahkan radio televisi. Dengan kegunaan yang serba banyak dan akan terus dikembangkan seiring berjalannya waktu, kenapa tidak kita manfaatkan sebagai media baru untuk melepaskan penat dengan menaruh dan membaca berbagai macam konten-konten sastra ?

Kalau gitu, besar dong peran media online ini?

Ya, tentu saja memang besar. Tidak hanya karya berupa tulisan seperti cerpen, puisi, atau naskah drama yang bisa anda temukan di media digital. Anda bahkan bisa mendengarkan musikalisasi puisi dan menonton pementasan drama nun jauh di negeri sebrang hanya dengan klik mouse dan mengakses YouTube. Anda bisa mengekspresikan tulisan-tulisan anda lewat Blogger, Wordpress, atau Forum seperti Kaskus dan Bersosial. Anda juga bisa berkenalan dan membangun sebuah komunitas pecinta sastra di media sosial seperti Facebook atau Twitter.

Media memang berperan besar dalam penyebaran konten-konten sastra. Tapi, semua kembali lagi pada pembuat konten tersebut, apakah dia mau membagikan konten-konten sastra lebih banyak, ataukah dia akan berdiam diri dihimpit media-media berisi penghasutan, hoax dan ujaran kebencian.

Semua juga tergantung pada diri kita sendiri. Maukah kita membuka-buka laman berisi konten sastra? Maukah kita mempelajari sastra lagi secara lebih mendalam? Dan yang paling terpenting, maukah kita mengakses hal-hal positif di internet?

Media memang berperan dalam penyebaran dan publikasi sastra, namun semua kembali pada diri kita sendiri. Akankah blog-blog sastra mendapatkan tempat di hati para pembaca? Akankah sastra kembali diminati oleh segala kalangan? Akankah generasi-generasi selanjutnya mampu melanjutkan perjuangan tulisan-tulisan para pujangga? Biar waktu yang menjawab.

“Matahari bersinar menerangi bumi,
O, kawan!
Berkilau menimpa embun
Gelap kan datang
O, kawan!
Nyalakan sentermu”

Ciamis, 7 Maret 2017


Komentar

Postingan Populer