Review Komik : Green Arrow - Year One (2008)



Beberapa waktu lalu saya sempat membaca Wonder Woman Rebirth dan Batman : I Am Gotham. Sayangnya, saya belum terbiasa untuk membaca komik-komik DC yang cenderung gelap dan kompleks. Untungnya, saya masih bisa membaca komik DC dengan judul Green Arrow : Year One yang terbit pada 2008.

Green Arrow : Year One memiliki cerita yang simpel dan mudah diikuti bahkan bagi mereka yang belum pernah menyentuh komik-komik DC (seperti saya contohnya). Apalagi, komik ini menceritakan kisah Green Arrow bisa menjadi superhero, bagaimana ia menjadi seorang pemanah ulung. Jadi, ini merupakan komik Masa Lalu Green Arrow atau Asal-Usul Green Arrow.

Menceritakan tentang Oliver Queen, seorang playboy yang pada suatu saat pergi mengarungi laut ke Fiji bersama sahabatnya, Hackett. Sayang, di tengah perjalanan Hackettmengkhianati dan membuang tubuh Oliver ke laut. Namun Oliver bisa berenang dan dengan segera mendapati dirinya berada di sebuah pulau.




Disinilah dimulai, Oliver Queen mulai belajar memanah, menombak dan bertahan hidup di alam bebas. Hingga suatu saat ketika waktu berlalu, ia mendapati jika dirinya tak sendirian di pulau itu. Di atas bukit terdapat, ladang opium yang luas. Berusaha untuk menyelidikinya, Oliver menemukan seorang wanita hamil bernama Taiana.



Taiana merupakan penduduk lokal pulau itu, dan ternyata semua penduduk disana disandera untuk kerja paksa oleh seorang pengusaha-kriminal wanita bernama China White. Ketika Oliver ditembak oleh pengawal China White pun, Taiana yang menyelamatkannya dengan memberikan ramuan herbal. Jadi, sebagai bentuk tanda terima kasih Oliver memulai debutnya sebagai seorang pahlawan, setidaknya bagi Taiana dan masyarakat yang dipaksa bekerja.

Semakin ditelusuri, Oliver akhirnya menyadari jika Hackett, sahabat yang mengkhianatinya juga ada bersama China White, mereka bersekongkol!



Dari sinilah, perasaannya untuk memburu habis China White dan komplotannya semakin membara, tentunya karena Hackett yang mengkhianatinya ada disana.

***

Andy Diggle, sang penulis komik ini tampaknya benar-benar ingin memasukkan emosional besar dalam karyanya, sayang, cerita yang digarapnya ini terasa terlalu bertele-tele diawal dan dipush habis-habisan di akhir, sehingga rasanya berjalan lambat di awal kemudian semakin cepat di akhir.

Bahkan memasuki page-page terakhir, saya merasakan bahwa terlalu dipaksakan untuk diselesaikan. Tempo alur cerita komik ini bagi saya kurang memuaskan, tidak konsisten dari awal sampai akhir.

Tapi, untuk gambar, saya percaya di tangan Jock, atau nama aslinya Mark Simpson, tentu sangat menarik dan tidak akan membosankan. Kelebihan pada artworknya membuat saya betah membaca. Tidak terlihat kaku gerakan-gerakan yang ada dalam komik ini.



Jika dalam komik lain saya sering mendapatkan karakter yang mukanya berubah-ubah karena artistnya tidak konsisten, maka disini semuanya terjaga dengan baik. Gambaran dan air muka semua tokoh-tokohnya seolah berusaha diberikan nyawa oleh Jock.

Tidak ada gerakan salto yang kaku atau kaki terlalu panjang, semuanya diperhitungkan dengan matang dan elegan.

8/10

Komentar

Postingan Populer