Review Komik : Superior Spider-Man Volume 1 - My Own Worst Enemy (2013)
Spider-Man, tokoh fiksi dari Marvel yang tampaknya semua orang tahu--atau setidaknya pernah melihat gambarnya ‘bertengger’ di kaos, tas anak-anak atau televisi merupakan salah satu superhero yang paling populer di dunia. Sayang juga rasanya jika saya melewatkan episode demi episode bagaimana Spider-Man mengalahkan Green Goblin, atau bagaimana kisah cintanya dengan Mary Jane.
Komik yang saya baca kali ini merupakan seri Superior Spider-Man, dimana ceritanya ditulis, diwarnai serta diberi tinta oleh Dan Slott, Ryan Stegman, dan Edgar Delgado. Komik ini mengisahkan bagaimana Doctor Otto Octavius bisa mengambil alih tubuh Peter Parker dan melanjutkan tugas Spider-Man.
Di halaman pertama komik, pembaca sudah disodori dengan peristiwa Peter mengunjungi makam Otto, dimana dia juga bilang ‘Selamat tinggal Otto Octavius, mulai sekarang aku adalah Peter Parker, juga Spider-Man.”
Superior Spider-Man merupakan komik Spider-Man pertama yang saya baca secara utuh, setelah sebelumnya hanya membaca sekilas saja, atau hanya melihat kemunculannya sebagai guest hero saja seperti di komik All-New Inhumans atau event-event seperti Civil War dan Civil War II.
Di komik ini, cerita menekankan bagaimana perubahan sikap yang terjadi pada Peter Parker setelah ‘dirasuki’ oleh Otto. Tak lupa, hadir juga ‘roh’ entah arwah dari Peter Parker yang asli selalu menguntit Otto yang selalu berceloteh dan terus mengancam perbuatan Otto dengan tubuhnya. Peter Parker sekarang berubah dari ‘sifat asli’ Spider-Man yang anti membunuh dan berhati lunak menjadi bertambah lebih keras, tentu ini terjadi karena Otto memang mempunyai watak begitu.
Superior Spider-Man volume 1 ini merangkum 5 episode dari Superior Spider-Man, dimana masing-masing episodenya mempunyai jalinan cerita yang kuat, bahkan menjadi sesuatu yang sangat berharga dan perlu disesali jika satu balon dialog saja terlewat. Menjadi sesuatu yang mengasyikan bagi saya tatkala membuka halaman demi halaman komik ini, karena apa yang disajikan benar-benar secara matang dipersiapkan.
Warna cerita dari Superior Spider-Man ini juga membuat saya betah berlama-lama membaca sampai habis, dimana aura ‘kelam’ dan fun bisa disatukan dengan baik oleh penulis. Mulai dari kisah Vulture yang memakai anak-anak sebagai anak buahnya membuat Otto teringat masa kecilnya hingga bagaimana Marcus Lyman keluar dari penjara dan membantai pengunjung restoran.
Dilema juga terjadi, dimana Otto harus mempertahankan citra diri Spider-Man yang selalu tidak mau menghabisi nyawa buruannya dan lebih suka menjebloskannya ke penjara, tetapi di sisi lain ia juga merasa perlu memberikan pelajaran pada musuhnya agar tidak ada lagi penjahat yang merasa dimanjakan oleh kemurahan hati Spider-Man.
Lewat komik ini pula saya berkenalan dengan para penjahat kelas kakap yang selalu menjadi incaran Spider-Man, mulai dari Sinister Six, Vulture, Green Goblin sampai pada pembunuh berdarah dingin yang baru saja meloloskan diri dari penjara. Di komik ini juga, peran Otto yang hobi otak-atik teknologi terbukti membantu pekerjaan barunya sebagai pelindung kota, teknologi-teknologinya dibuat untuk menunjuang pekerjaannya, seperti spider-bot yang ia rakit kemudian disebar di seluruh penjuru kota.
Dengan gaya art yang bagus, komik ini menghadirkan romansa cinta MJ dengan Peter melalui warna dan goresan pena yang baik. Saya pernah membaca beberapa komik Marvel yang terlalu menonjolkan sisi ‘komputer’nya dan melupakan gaya gambar tradisional, tapi di komik ini, perpaduan antara traditional art dengan digital bercampur dengan baik, layaknya segelas kopi, porsi pas antara kopi dengan gulanya. Gambar yang disajikan begitu ciamik, membuat saya tak sabar untuk bisa melihat volume 2nya.
Sayangnya, dalam dunia perkomikan, sudah biasa jika dalam satu seri pengerjaan gambar dan ceritanya berganti-ganti personil, padahal saya sudah nyaman dengan gaya yang ada. Tapi setidaknya, dengan volume 1 yang memanjakan mata juga pikiran ini, saya bisa tidur lelap dan bermimpi menyelamatkan kota.
7.5/10





Komentar
Posting Komentar