Ngebul #12 : Gagal Paham

 


Ada beberapa hal yang tidak saya pahami di dunia ini. Di urutan pertama tentu saja apa yang diinginkan perempuan, dan di urutan selanjutnya barangkali adalah rasa dari liquid peanut butter jelly. Begitu membingungkannya perkara memahami rasa liquid satu ini membuat berulang kali percobaan dengan brand berbeda pun tidak membuahkan titik terang. Sampai saat ini, saya tidak mampu memahami apa sebenarnya ‘peanut butter jelly’ itu.

Sekarang, saya menggunakan Peanut Butter Jelly Banana dari Dragoncloudz, dan masih sama seperti sebelum-sebelumnya, saya masih kebingungan. Untuk lidah saya, memahami peanut butter jelly agak rumit. Terutama, kalaupun makan roti tawar, ya paling enak saya oles dengan selai stroberi atau selai cokelat.

Saya ingat kira-kira tiga atau empat tahun lalu sempat membeli PBJ oleh Hero57, dan saya punya kebingungan yang sama. Saya tidak bisa memahami ‘rasa’ yang ditawarkan. Mungkin kurang familiar untuk lidah saya, tapi di satu sisi juga terasa janggal.

Biasanya, rasa se-bombastis apapun kalau misalkan enak ya bisa kita cap ‘enak’ dengan mudah. Katakanlah ‘croissant with vanilla bourbon and milk’ atau semacamnya, ia bisa tetap dinikmati tanpa otak dan saraf-saraf lidah berusaha keras mencocokkan makanan apa yang mirip dengan apa yang dirasakan. Karena sekalipun seseorang belum pernah merasakan kue atau hidangan yang dimaksud, otak bisa mencocokkannya dengan memori soal ‘rasa’ yang mirip-mirip. Nah, untuk peanut butter jelly, saya malah bingung.

Saya punya liquid ini sejak mungkin sebulan yang lalu, tapi baru dibuka sekarang. Kadar nikotinnya rendah, hanya 3mg saja, dan saya rasa mungkin jadi pilihan bagus untuk dinikmati sekarang—ketika mendung setiap hari dan petir silih berganti menghantam bumi. Akhirnya, saya putuskan untuk buka dan mencobanya.

Untuk liquid ini, saya pakai Kanthal 22awg, dibuat dengan 5 atau 6 wrap dan menghasilkan sekitar 0.4 ohm—yang kemudian dipakai di 35 watt. RDAnya seperti biasa si kecil gahar Tauren Solo RDA yang dipasangkan dengan Voopoo Musket.

Hisapan pertama, otak saya bingung berusaha merangkai kaitan antara rasa yang muncul di lidah dengan pengalaman-pengalaman akan rasa sebelumnya. Iya, bahwa ini punya rasa banana sebagai hint saat exhale, tapi yang dominan di sini justru seperti rasa gula gosong alias karamel. Dalam ingatan saya, PBJ yang dikeluarkan oleh Hero57 (yang waktu itu masih botol kaca) punya karakteristik berbeda yang lebih menekankan pada ‘peanut butter’ alias selai kacangnya. Sementara di sini, mungkin sedikit rasa dari selai buah, dan lebih banyak rasa karamel.

Saat exhale memang tidak banyak masalah, saya bisa merasakan bagaimana liquid ini berusaha merekonstruksi rasa dari peanut butter jelly banana, tapi saat inhale justru yang menimbulkan tanda tanya. Saya merasakan lebih ke rasa karamel dan air gula. Bukan maksudnya liquid ini oversweet (itu perkara lain) tapi lebih ke rasa gula yang dicairkan saja, tanpa adanya rasa-rasa lain. Barulah rasa yang lebih kaya muncul saat exhale.

Saya tidak mengerti apakah ini kaitannya dengan settingan RDA atau justru settingan lidah saya yang jarang menikmati rasa-rasa semacam ini. Karena sekali lagi, untuk exhale tidak ada masalah sama sekali. Saya bisa menikmati rasa liquidnya kekayaan rasa yang ingin diberikan. Tapi saat inhale, ini agak membingungkan.

Saya gagal paham (lagi) dengan rasa apa yang sebenarnya keluar saat inhale ini. Dibilang karamel murni, tidak juga. Disebut air gula, tapi ada rasa gosongnya. Ini masih misteri meskipun saya menikmati rasanya saat exhale. Rasa buah yang keluar saat exhale cukup menyenangkan—sebagai hasil dari ‘peanut butter jelly’— tapi sayang justru itu untuk saya agak menabrak rasa dari banana yang hanya sepintas menjadi hint tipis di ujung.

Liquid ini untuk selera saya pribadi masuk ke dalam kategori liquid manis. Jika digunakan di atomizer lain mungkin malah oversweet, karena biasanya Tauren Solo yang saya pakai ini lumayan meredam rasa manis. Bukan tipe liquid yang bisa saya gunakan selama 30 hari sebulan, alias lama-lama lidah bisa ‘kaku’ karena terlalu manis.

Tapi untuk urusan rasa, barangkali kembali ke urusan selera. Untuk saya, tidak ada ketebalan rasa yang cukup dari liquid ini. Iya, liquid ini memang manis, tapi rasanya tidak tebal. Ini hal yang kadang membingungkan untuk sebagian orang. Liquidnya memang manis, tapi rasanya justru cenderung tipis.

Ah, sepertinya saya memang tidak berbakat dalam memahami peanut butter jelly.

 

 

Ciamis,

1 Oktober 2025.


Komentar

Postingan Populer