Sajak Jembatan karya Sutardji Calzoum Bachri



JEMBATAN
Oleh  :
Sutardji Calzoum Bachri
 


Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung airmata 
bangsa. Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi 
dalam teduh pekewuh dalam isyarat dan kisah tanpa makna. 
Maka aku pun pergi menatap pada wajah berjuta. Wajah orang 
jalanan yangberdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota. 
Wajah orang tergusur. Wajah yang ditilang malang. Wajah legam 
para pemulung yang memungut remah-remah pembangunan. 
Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar penonton etalase 
indah di berbagai palaza. Wajah yang diam-diam menjerit 
mengucap 
tanah air kita satu 
bangsa kita satu 
bahasa kita satu 
bendera kita satu ! 
Tapi wahai saudara satu bendera kenapa sementara jalan jalan 
mekar di mana-mana menghubungkan kota-kota, jembatan-jembatan 
tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah 
yang ada, tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang 
di antara kita ? 
Di lembah-lembah kusam pada puncak tilang kersang dan otot 
linu mengerang mereka pancangkan koyak-miyak bendera hati 
dipijak ketidakpedulian pada saudara. Gerimis tak mampu 
mengucapkan kibarnnya. 
Lalu tanpa tangis mereka menyanyi padamu negeri airmata kami. 
Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air


Tags: puisi sutardji calzoum bachri, sajak sutardji calzoum, sajak jembatan, contoh puisi perjuangan, puisi kemerdekaan, sajak lama

Komentar

Postingan Populer