Review Komik : X-23 Complete Collection ! (TPB)


Jika kita mau membahas Wolverine, seperti yang telah saya tulis beberapa review tentang Wolverine di link berikut ini, tentu tidak bisa melepaskan diri untuk tidak membahas Laura Kinney. Ya, Laura alias X-23 dalam seri-seri terbaru Marvel akan menggantikan posisi Logan sebagai Wolverine.

Kebetulan sekali, saya bisa mendapatkan dan membaca TPB (trade-paperback) atau satu bundle buku berisi banyak issue yang dirangkum jadi satu, TPB X-23 The Complete Collection ini memiliki total halaman 460 lembar. Secara legal, anda bisa membelinya di amazon, walau biasanya ongkos kirimnya akan sedikit mahal karena dikirim dari luar negeri. Atau bisa mendapatkan secara gratis, linknya bertebaran di internet, sayangnya saya tidak bisa memberikannya disini.

Sebuah pengalaman yang mengasyikkan sekaligus memancing emosi untuk menamatkan seri X-23 Complete Collection ini. Membaca kisahnya membuat saya kembali berpikir tentang hidup, balas dendam, kasih sayang, dan bahkan tujuan hidup sebagai manusia itu sendiri.


Terdiri dari 6 seri komik, TPB ini juga menghadirkan nuansa yang berbeda-beda setiap bagian ceritanya. Terlebih, writer, penciler, dan hampir semua kru desainnya berbeda-beda, mulai dari Craig Kyle hingga Si Spurrier. Tentu saja, dengan desain yang berganti-ganti kita tidak merasa bosan untuk terus menyimak perjalanan Laura.

Dengan total 6 jilid ini, X-23 Complete Collection merangkum komik dari 2005 hingga 2010.

Jilid 1 : Innocence Lost


Dalam jilid pertama ini, Craig Kyle menjadi penulis cerita bersama dengan Billy Tan sebagai artist. Berkisah mengenai sebuah fasilitas sains illegal yang dijalankan oleh seorang pengusaha kriminal bernama Martin Sutter dan dikepalai seorang bernama Zander Rice, dimana nantinya di fasilitas illegal ini X-23 dikembangkan.

Mungkin review ini akan agak panjang, tapi tidak apa-apa lah berhubung saya memang hobi menulis sekaligus ingin menjelaskan sedikit asal-usul Laura Kinney atau X-23 dalam komik.

Jadi di awal cerita, terlihat Wolverine keluar dari fasilitas illegal itu dengan memberontak dan membunuh satu dokter, nah, dokter itu ternyata adalah bapaknya si Rice. Jadi, di kemudian hari anak dokter yang dibunuh Wolvie itu menjadi dokter juga menggantikan posisi ayahnya di fasilitas illegal itu. Singkat cerita, si Rice ini memulai proyek untuk mengembangkan gen mutant, dia tidak sendirian karena dibantu seorang ahli genetik mutant bernama Sarah Kinney.



Tujuan mereka adalah membuat kloning mutant dari gen Wolverine yang pernah mereka sedot dahulu zaman bapaknya si Rice. Disini mulai terjadi kebimbangan, dimana Sarah menyadari hal paling mungkin dilakukan adalah menjadikan kloningannya itu sebagai sosok perempuan, bukan laki-laki karena secara genetik, jumlah kromosomnya tidak memungkinkan jadi laki-laki.

Akhirnya, mereka menjadikan Sarah Kinney sebagai ‘ibu’ bagi mutant yang mereka kloning, dengan cara menyuntikkan gen mutant itu ke tubuh Sarah sehingga ia melahirkan seorang x-23. Nah, X-23 yang dilahirkan Sarah ini dilatih dengan keras, yang memang tujuannya disiapkan untuk menjadi seorang pembunuh ulung.

Di jilid pertama ini terdiri dari 6 chapter, dimana semuanya menceritakan perkembangan Laura alias X-23 dari awal sampai bagaimana ia membantai calon presiden, membunuh orang-orang penting di seluruh belahan dunia. Sarah pun menjadi dilema, karena di satu sisi pihak proyek memaksa x-23 untuk menjadi mesin pembunuh, sementara di sisi lain Sarah merasa jika Laura memang lahir dari rahimnya, ia merasa Laura adalah anaknya sendiri. 

Pihak proyek membuat sebuah racikan bernama trigger scent, dimana jika aroma dari trigger scent ini tercium oleh Laura, maka ia akan membunuh membabi buta siapapun yang ada di depannya. Aroma ini pula yang digunakan pihak proyek untuk membuat Laura beringas membunuh. Setiap targetnya pasti disemprotkan trigger scent secara sengaja agar jika Laura menciumnya, ia akan membunuh secara brutal targetnya.

Nah, suatu saat Sarah merasa jika proyek ini berjalan terlalu jauh dari semestinya, keterlibatannya juga ia sesalkan. Maka dari itu, Sarah memberikan Laura misi untuk membunuh Zander Rice. Maka terjadilah pembunuhan besar-besaran dimana Laura membantai seluruh pekerja di dalam fasilitas illegal itu, tapi tampaknya Zander tidak dibunuh. Saat Laura keluar, ia mencium aroma trigger scent sehingga ia membunuh Sarah, yang bisa dibilang sebagai ‘ibunya’.



Setelah sadar, Laura menyesali perbuatannya, menyadari jika Sarah sudah tak bernyawa di tangannya sendiri.

Jilid 2 : Target X


Sedangkan dalam jilid 2, menceritakan kejadian setelah Laura kabur dari fasilitas illegal itu. Gaya berceritanya menggunakan gaya flashback, dimana Laura sedang diinterogasi oleh Matt Murdock (Daredevil) dan Steve Rogers (Captain America).

Dalam jilid 2 ini saya merasa lebih memahami emosi yang tertumpuk sejak jilid 1, dimana kisah hidup Laura kembali dituturkan dengan berbagai detail yang belum sempat diperlihatkan di jilid 1.

Misalnya bagaimana ia hidup bersama dengan Megan dan Debbie, bibi serta sepupunya setelah melarikan diri, kemudian menghadapi berbagai urusan yang bermunculan. Disini juga Kimura menampakkan diri. Kimura adalah seorang yang menghandle Laura selama di dalam fasilitas, dimana Kimura ini tidak mempan oleh cakar adamantium-nya Laura.



Diceritakan jika Kimura yang selalu menyiksa Laura di dalam fasilitas, bahkan membuatnya sekarat beberapa kali hanya untuk meningkatkan kekebalan tubuh Laura agar siap menjadi seorang pembunuh. 

Kimura dalam jilid ini berperan memburu Laura, bahkan menebarkan trigger scent ke rumah bibinya agar Laura membunuh Debbie serta Megan. Sayangnya, Laura lebih cerdik dari yang Kimura bayangkan. Dibandingkan menghabisi bibi serta sepupunya, ia malah memotong tangannya sendiri agar ia tak bisa melukai siapapun.


Setelah urusannya dengan Kimura selesai, Laura berpisah dengan Bibi serta sepupunya. Ia memilih untuk pergi ke Xavier Institute dan menemukan Logan. Laura berpikir jika ia hanyalah senjata, makanya ia bersama Logan harus mati agar tidak ada lagi kekacauan dan pembunuhan yang terjadi.



Setelah bertemu dengan Logan itu ia diburu oleh SHIELD untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya atas pembunuhan yang ia lakukan terhadap banyak sekali orang. Nah sampailah ke interogasi itu. 

Matt Murdock merasa jika Laura memang tidak bersalah karena ia tidak memiliki kesadarannya saat membunuh, karena jika tidak ada trigger scent maka Laura tidak mungkin bisa membantai membabi-buta orang-orang. Steve Rogers pun dilema, di satu sisi ia sependapat dengan Murdock, tapi di sisi lain sebagai pimpinan Avengers dan memiliki wewenang di tubuh SHIELD ia tak mungkin lepas tangan atas kasus-kasus yang disebabkan oleh Laura.

Akhirnya, dengan sedikit bujukan Murdock, Rogers melepaskan Laura, membuat gadis Wolverine itu bisa bebas tanpa harus dibayang-bayangi oleh kejaran SHIELD lagi.




Jilid 3 : Captain Universe/X-23 - Double Threat


Nah, untuk jilid ketiga ini tidak menceritakan masa lalunya lagi, tapi selepas dibiarkan pergi oleh Steve Rogers. Ceritanya, Laura menjadi ikut campur dengan kegiatan A.I.M yakni sebuah organisasi kriminal yang juga bergerak di bidang sains. 

Ceritanya A.I.M sedang mempersiapkan sebuah zat bernama Uni-Power, yang belakangan diketahui milik bangsa Shi'ar. Ternyata Uni-Power juga bukan zat tertentu, tapi manifestasi dari Captain Universe. Bisa dibaca untuk lebih jelasnya disini.

Di jilid ini Laura tidak sendirian, tapi juga bersama Scorpion!

Jilid ini sebenarnya bisa dibilang hanya selingan saja untuk memberitahu jika Laura pun bisa terkena percikan 'Captain Universe'. Tidak ada dampak terhadap masa depannya.

Jilid 4 : X-23 Women of Marvel


Untuk jilid ini sendiri saya masih merasa kurang paham, apalagi berkaitan dengan entitas kosmik yang tidak jelas, dengan isi pikirannya, dan dengan 'setan' yang bermain-main di kepalanya. 

Bisa dibilang jika jilid ini merupakan kisah mengenai Laura yang berusaha untuk bertarung dengan dirinya sendiri. Bagaimana ia bisa menghalau pikiran-pikiran negatifnya yang selalu muncul dan membuatnya depresi bahkan hingga membuat dirinya menjual tubuh bersama anak-anak jalanan.


Bercerita tentang kehidupannya terombang-ambing di jalanan, diantara sadar dan depresi mendalam, juga bagaimana ia hidup dengan anak-anak jalanan yang berusaha memberikan dukungan padanya.

Hanya terdiri dari 1 chapter saja, jilid ini menceritakan selenting mengenai pandangan Laura terhadap kehidupan. Ia lahir di dalam kandang fasilitas illegal, dibesarkan untuk membunuh tanpa nurani, dan bisakah ia merubah jalan hidupnya menjadi manusia, bukan senjata?

Jilid 5 : X-23/The Killing Dream

Di Jilid 5, Laura masih belum menemukan jati dirinya sendiri. Apakah ia memang dilahirkan dan hidup hanya untuk membunuh ataukah ia sama seperti orang lain walau terlahir tanpa ayah? lahir dengan suntikan dari rahim Sarah Kinney?

Di jilid ini, Laura diceritakan tinggal di fasilitas X-Men Utopia. Tapi dengan kondisi lingkungan berisi para mutant itu, alih-alih mendapat kedamaian dan ketenangan, Laura masih berpikir keras tentang kehidupannya. Dia terus bermimpi tentang masa lalunya, terus berpikir kejadian-kejadian yang silih berganti datang mewarnai hidupnya.

Jilid ini agak sedikit membingungkan jika tidak dibaca dengan cermat, namun akan membuat kita menaruh simpati akan pribadi serta kejiwaan Laura. Dimana ia berusaha keras untuk menjadi manusia dan menepis pikiran jika dia hanyalah mesin pembunuh. Permainan dengan simpati pembaca terus dilakukan sejak jilid keempat, mungkin ini puncaknya.

Jilid 6 : X-23/Judgement 

Ini adalah jilid terakhir dari kisah pertarungan batin X-23 alias Laura. Dimana di jilid terakhir ini ia memahami apa artinya menjadi manusia, bahwa ia bukanlah senjata, ia sama seperti manusia lainnya yang bisa memahami baik dan buruk, benar dan salah.



Duet dengan Ghost Rider, Laura menemukan jati dirinya. Jilid terakhir ini tampaknya akan lebih mantap jika dilanjutkan membaca seri All-New Wolverine


--------------

Akhirnya..
Saya bisa menghabiskan TPB ini berjam-jam lamanya, diselingi berbagai kegiatan tentunya :P
Membaca X-23 Complete Edition adalah pengalaman unik bagi saya, dimana kisah Marvel pun bisa memberikan pengalaman mengaduk-aduk batin seperti kebanyakan komik-komik DC. Dimana di komik ini Marvel tidak hanya bermain dengan tema terang benderang, superhero menyelamatkan kota atau galaksi, tapi seorang manusia yang berusaha untuk menjadikan dirinya sendiri manusia.

Komik ini memberikan gambaran bagaimana seorang manusia seharusnya hidup. Bagaimana seorang manusia mencari jati dirinya tanpa harus takut untuk dicibir orang lain. Disini, pembaca menemukan arti kehidupan, dimana setiap manusia tidak hanya memiliki luka di luar tubuhnya saja, tapi luka menganga di dalam jiwa dan pikiran justru lebih susah untuk dicarikan obat.

8.5/10

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis dan Pembahasan Puisi Sajak Matahari karya W.S Rendra

Macam-Macam, Jenis dan Contoh Cara Penggambaran Tokoh dalam Cerita

Jagat Alit - Godi Suwarna